khazanah Islam

Jumat, 08 Maret 2013

10 Ribu Rupiah Membuat Anda Mengerti Cara Bersyukur


"Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur". (Qs. Al Baqarah : 243)

Sore itu seorang suami menemani istri dan seorang putrinya berbelanja kebutuhan rumah tangga di sebuah toko  swalayan. Usai membayar semua barang-barang belanjaan lalu mereka keluar dengan tangan-tangan yang sarat dengan tas plastik belanjaan. Baru saja mereka keluar dari toko swalayan, sang istri dihampiri seorang wanita pengemis sambil menggendong putri kecilnya. Wanita pengemis itu berkata kepada sang istri, “Beri kami sedekah, Bu!”
Sang istri kemudian membuka dompetnya lalu ia menyodorkan selembar uang kertas seribu rupiah. Wanita pengemis itu lalu menerimanya. Tatkala ia tahu jumlahnya dan ternyata itu tidak mencukupi kebutuhannya, ia kemudian menguncupkan jari-jarinya seperti orang yang sedang makan nasi dan diarahkan kearah mulutnya, kemudian ia memegang kepala anaknya dan sekali lagi ia mengarahkan jari jari yang terkuncup kearah mulutnya. Seolah-olah ia berkata dengan bahasa isyarat, “Aku dan anakku sudah berhari-hari tidak makan, tolong beri kami tambahan sedekah untuk bisa membeli makanan.”

Mendapati isyarat pengemis wanita itu, sang istri pun membalas isyarat dengan gerak tangannya seolah berkata, “Tidak… tidak, aku tidak akan menambahkan sedekah untukmu!”
Ironisnya meski ia tidak menambahkan sedekah malah sang istri dan putrinya menuju ke sebuah gerobak gorengan untuk membeli cemilan.
Pada kesempatan yang sama sang suami berjalan kearah ATM center guna mengecek saldo rekeningnya. Saat itu kebetulan bertepatan dengan tanggal gajiannya, karenanya ia ingin mengecek saldo rekeningnya. Ia sudah berada di ATM. Ia masukkan kartu ke dalam mesin tersebut. Ia tekan langsung tombol INFORMASI SALDO. Sesaat kemudian muncullah beberapa digit angka yang membuatnya menyunggingkan senyum kecil dari mulutnya. Ya, uang gajiannya sudah masuk ke dalam rekening.
Sang suami menarik sejumlah uang dalam bilangan jutaan rupiah dari ATM. Pecahan ratusan ribu berwarna merah kini sudah menyesaki dompetnya. Lalu ada satu lembar  uang berwarna merah juga, namun kali ini bernilai 10 ribu yang ia tarik dari dompet. Kemudian uang itu ia lipat jadi kecil dan ia berniat untuk berbagi dengan wanita pengemis yang tadi minta tambahan sedekah.
Sang suami memberikan uang itu. Lalu saat sang wanita melihat uang yang ia terima betapa girangnya dia. Ia berucap syukur kepada Allah dan berterima kasih kepada sang suami tadi dengan kalimat-kalimat penuh kesungguhan : “Alhamdulillah… Alhamdulillah… Alhamdulillah… terima kasih tuan! Semoga Allah memberikan rizki yang melimpah untuk tuan dan keluarga. Semoga Allah memberi kebahagiaan lahir dan batin untuk tuan dan keluarga. Diberikan karunia keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah. Rumah tangga harmonis dan anak-anak yang shaleh dan shalehah. Semoga tuan dan keluarga juga diberi kedudukan yang terhormat kelak nanti di surga… !”
Lelaki itu tidak menyangka akan mendapat respon yang begitu mengharukan. Ia mengira bahwa pengemis tadi hanya akan berucap terima kasih saja. Namun apa yang diucapkan oleh wanita pengemis tadi sungguh membuat lelaki itu terpukau dan membisu. Apalagi tatkala sekali lagi ia dengar wanita itu berkata kepada putri kecilnya, “Nak, Alhamdulillah akhirnya kita bisa makan juga… !”
Deggg… ! hati lelaki itu tergedor dengan begitu kencang. Rupanya wanita tadi sungguh berharap tambahan sedekah agar ia dan putrinya bisa makan. Sejurus kemudian mata lelaki itu membuntuti kepergian mereka berdua yang berlari menyeberang jalan, lalu masuk ke sebuah warung tegal untuk makan di sana.
Lelaki itu masih terdiam dan terpana di tempat itu. Hingga istri dan putrinya kembali lagi dan keduanya menyapanya. Mata lelaki itu kini mulai berkaca-kaca dan istrinya pun mengetahui itu. “Ada apa Pak?” istrinya bertanya.
Dengan suara agak berat dan terbata lelaki itu menjelaskan : “Aku baru saja menambahkan sedekah kepada wanita tadi sebanyak 10 ribu rupiah!”. Wajah istrinya terlihat kurang setuju, namun ia melanjutkan kalimatnya : “Bu, aku memberi sedekah kepadanya sebanyak itu. Saat menerimanya, ia berucap hamdalah berkali-kali seraya bersyukur kepa Allah. Tidak itu saja, ia mendoakan aku, mendoakan dirimu, anak-anak dan keluarga kita. Panjang sekali ia berdoa !”
Dia hanya menerima karunia dari Allah sebesar 10 ribu saja sudah sedemikian hebatnya bersyukur. Padahal aku sebelumnya telah mendapatkan uang yang jumlahnya mungkin ratusan bahkan ribuan kali lipat dari 10 ribu rupiah. Saat aku mendapatkannya, aku hanya mengangguk-angguk dan tersenyum. Aku terlupa bersyukur, dan aku lupa berucap hamdalah.
Bu…, aku malu kepada Allah! Dia terima hanya 10 ribu begitu bersyukurnya dia kepada Allah dan berterima kasih kepadaku. Sementara aku yang menerima jumlah lebih banyak dari itu namun sedikitpun aku tak berucap hamdalah. Kalau demikian, siapa yang pantas masuk ke dalam surganya Allah?”
Lelaki itu mengakhiri kalimatnya dengan suara yang terbata-bata dan beberapa bulir air mata yang menetes. Istrinya pun mejadi lemas setelah menyadari betapa selama ini kurang bersyukur sebagai hamba.
Ya Allah, ampunilah kami para hamba-Mu yang suka lalai atas segala nikmat-Mu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar